Tuesday, December 16, 2014

Elle | Buddhisme & Zen Living | Juni, 2009 | by Erika Ardianto

Bisa dijelaskan hakikat agama Budha? 

Ada beberapa fondasi dalam Buddhisme yakni: hakikat siklus hidup-mati (samsara) sesungguhnya adalah penderitaan (dukkha/suffering) yang disebabkan oleh jerat keinginan (desire) dan kemelekatan (attachment). Kebebasan sejati adalah ketika seseorang terbebas dari siklus samsara dan segala kemelekatan, dan hal ini bisa dicapai oleh siapa pun melalui pencerahan batin. Bagaimana caranya agar batin kita tercerahkan? Dengan mengasah kesadaran melalui praktek meditasi, mengamati batin dan fisik hingga kita memahami hakikatnya. Saat kita memahami diri kita yang sejati (Buddha nature) maka kita bisa terbebaskan dari segala ilusi dan bertemu kebenaran yang sesungguhnya.

Bagaimana idealnya menjalani hidup sebagai seorang Budhis? 

Intinya hidup sebagai seorang Buddhis sebenarnya simpel banget, yakni hidup penuh keelingan/kesadaran. Dengan mengasah kesadaran, kita dapat  mengetahui bagaimana batin dan fisik kita bekerja, kita bisa memiliki pandangan terang dan menyadari bahwa tidak ada satu hal pun dalam hidup ini yang bersifat permanen, bahwa segalanya berubah. Kita juga dapat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada satu hal pun dalam hidup ini yang independen, segalanya interdependen, dan keterpisahan adalah ilusi. Semua ini bisa dilakukan dan dicapai oleh siapa pun melalui meditasi, bahkan tanpa harus memeluk agama Buddha. Buddha sendiri tidak mendirikan agama, ia hanya membabarkan pandangan hidup yang jernih. 

Sepengetahuan Mbak Dewi apa perbedaan mendasar antara Buddha dengan Zen? 

Zen dan Buddhisme sebetulnya tidak bisa dibandingkan apple to apple, karena Zen adalah percabangan dari Buddhisme. Zen bisa dibandingkan dengan aliran-aliran lain dalam Buddhisme, tapi bukan dengan Buddhisme itu sendiri. 

Dan apa sebenarnya konsep Zen Living itu sendiri? 

Batin kita hampir selalu tertarik ke masa lalu atau ke masa depan, dan itu mengakibatkan pandangan kita tak pernah jernih. Kita senantiasa memandang hidup melalui seperangkat persepsi, sehingga kita selalu luput melihat segala sesuatu apa adanya. Hidup secara Zen adalah melihat segala sesuatu apa adanya, dengan kesadaran yang penuh. Hidup secara Zen bisa diartikan adalah senantiasa hidup pada saat ini (living in the now).

Dalam Buddha apa pencapaian tertinggi dalam hakikat spritualnya? 

Saat seseorang bisa terbebas dari siklus hidup-mati dan mencapai kebebasan sejati (nibbana/nirvana). 

Bagaimana dengan pencapaian Zen? Atau adakah perbedaan dalam proses menuju atau justru titik tertingginya? 

Zen, dalam bahasa Jepang, artinya meditasi. Dan kondisi meditasi dalam Zen adalah sebuah kondisi di mana kita tidak berusaha, tidak berupaya untuk menuju apa-apa. Jadi, sekalipun dalam Zen—sebagaimana dalam Buddhisme—pencerahan sempurna adalah tujuan karena ia akan membawa ke pembebasan, Zen menekankan kondisi meditasi bebas upaya. Satu hal lagi yang penting dalam praktek Zen adalah pengalaman langsung (direct knowing) melalui praktek meditasi, jadi bukan berkutat pada teori.