Tuesday, December 16, 2014

Her World Magazine | Most Powerful Woman 2011 | Juni, 2011 | by Theresia Christy


Apa saja kesibukan Mbak Dewi saat ini?

Saya baru saja meluncurkan buku baru, kumpulan cerita berjudul Madre yang merupakan kumpulan karya saya selama lima tahun terakhir. Selebihnya sih lebih banyak kerja dari rumah, dan mengurus anak tentunya.

Dari beberapa e-mail kita, aku lihat perhatian Mbak Dewi sangat besar untuk keluarga, khususnya anak-anak. Hal apa yang mendasari hal tersebut? Adakah yang bisa dibagikan kepada pembaca Her World secara khusus, dan perempuan Indonesia secara umum?

Sudah jadi komitmen saya dengan suami untuk full mengurus anak bungsu kami, Atisha yang sekarang baru 20 bulan. Anak kami yang pertama, Keenan, juga baru kelas 1 SD (sekarang naik kelas 2). Jadi banyak sekali hal-hal yang sifatnya transisional bagi anak-anak seumur mereka. Dari mulai perkembangan mental, fisik, sampai aktivitas. Bagi kami periode itu sangat krusial, tidak akan terulang lagi, jadi sayang kalau terlewat. Sementara saya berprinsip kalau pekerjaan sih bisa menunggu, akan ada saatnya saya bisa kembali full bekerja seperti dulu. Lagipula, banyak di rumah bersama anak itu ternyata lebih menyenangkan.

Supernova KPBJ menjadi salah satu karya yang diterbitkan dalam bahasa Inggris, bagaimana perasaan dan apa pendapat Mbak Dewi tentang hal tersebut?

Bagi saya itu impian yang jadi kenyataan. Memang tidak mudah untuk buku lokal menembus pasar internasional, dan diterjemahkan saja bukanlah jaminan buku tersebut akan bagus penjualannya. Namun bagi saya, dan juga Yayasan Lontar - yang menerbitkannya, penerjemahan karya pustaka Indonesia adalah penting untuk memperkenalkan kultur, masyarakat, dan Indonesia secara keseluruhan kepada dunia, karena sastra adalah karya kompleks yang mencerminkan lebih dari sekadar kisah, melainkan juga budaya sebuah bangsa.

Saat ini, Mbak Dewi (tampaknya) lebih dikenal sebagai novelis, apakah memang ini yang menjadi cita-cita Mbak sejak awal? Tolong ceritakan.

Saya nggak pernah bercita-cita secara spesifik menjadi penulis. Yang saya tahu sejak kecil, hobi saya adalah musik dan menulis, dan saya mengembangkannya sedemikian rupa selama bertahun-tahun sehingga akhirnya bisa menjadi profesi. Prinsip saya dalam bekerja adalah realistis dan situasional, artinya mana yang bisa dan feasible untuk saya kerjakan saat ini, itulah yang saya jalankan. Dengan pilihan saya untuk lebih banyak di rumah dan fokus pada keluarga, otomatis menulis menjadi lebih convenient, karena saya dimungkinkan untuk banyak di rumah. Kalau satu saat situasinya berubah lagi, anak-anak sudah lebih independen misalnya, ya, prioritas karier saya bisa berubah lagi juga. Namun bidangnya nggak akan lepas dari hobi saya. 

Adakah hal-hal tertentu yang ingin Mbak sampaikan melalui tulisan-tulisan Mbak kepada para pembaca?

Intinya, saya menulis apa yang saya suka baca. Artinya, saya menuliskan minat saya sendiri. Hal-hal yang saya tulis cenderung berbau transendental, spiritual, tapi dalam kemasan yang relatif mudah dicerna. Hal itu jugalah yang saya suka dan saya cari ketika saya membaca buku. Jadi dalam hal ini saya memposisikan diri saya sebagai pembaca.

 Adakah bidang lain yang menjadi passion Mbak Dewi, selain menulis? Kalau nggak salah, aku pernah baca di blog Mbak Dewi kalau Mbak juga hobi dengan masak dan makan? Bisa ceritakan tentang hal tersebut?

Saya senang masak dari kecil, tapi sempat berhenti lama. Setelah berkeluarga, minat itu muncul lagi. Selain masak, saya senang tanaman. Punya keinginan kursus serius merangkai bunga, tapi belum kesampaian. Saat ini lebih banyak sibuk di kebun sendiri, bercocok-tanam.

Mbak Dewi apakah masih aktif menulis di blog? Alasannya? Soalnya aku lihat (kayaknya) terakhir nulis di blog tahun 2009.

Blog Dee-Idea itu dibuat untuk menampung tulisan-tulisan nonfiksi yang sifatnya random. Dan bagi saya, per saat ini kumpulan tulisan yang saya buat sudah cukup dari segi jumlah. Jadi saya memang berencana untuk menutup blog tersebut. Barangkali satu saat akan saya jadikan buku. Kegiatan blogging mungkin masih akan berjalan tapi dalam format dan konsep yang berbeda. Jadi nggak sama dengan Dee-Idea lagi. Untuk interaksi dengan pembaca, saya sekarang lebih memilih lewat jalur Twitter.

Apa yang menjadi pencapaian terbesar Mbak Dewi sejauh ini?

Mengalami gentle birth saat bersalin Atisha. Bagi saya, peristiwa itu sangat luar biasa dan menguatkan saya secara fisik, mental, dan spiritual.

Menurut Mbak, apa yang membuat seorang perempuan menjadi powerful?

Terus terang, pemahaman saya tentang esensi keperempuanan mengalami banyak transisi. Terutama ketika saya belajar memahami sifat feminin dan maskulin secara energetik. Menurut saya, selama ini kita cenderung fokus pada pencapaian eksternal seorang perempuan. Kalau perempuan berkarier hebat, berpendidikan tinggi, berpengaruh secara politis, kita lantas mencapnya "powerful". Namun sebetulnya orientasi external achievement pada hakikatnya sangatlah maskulin. Jadi kita seperti menghargai perempuan yang punya kualitas maskulin kuat, dan bukan kualitas feminin yang kuat. Maskulin di sini bukan berarti tomboy, dan feminin juga bukan berarti girly, melainkan dalam dari itu. Bagi saya perempuan yang powerful dalam arti sesungguhnya adalah perempuan yang "grounded", punya koneksi kuat pada tubuhnya, pada alam, pada intuisinya, dan mentally & spiritually secured.

Apa yang menjadi kekuatan terbesar Mbak Dewi? 

Saat saya berfungsi sehari-hari, kekuatan terbesar adalah dari keluarga saya. Namun selalu ada kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri, yang bahkan pemikiran kita tidak bisa memahaminya. 

Berkaitan dengan ulang tahun Indonesia, cara Mbak Dewi dalam mewujudkan rasa cinta pada Indonesia?

Terus berkarya, dan memberikan yang terbaik ke dalam karya tersebut. 

Siapa sosok perempuan powerful yang menjadi inspirasi Mbak Dewi dan apa alasannya?

Saya sangat mengagumi Robin Lim, seorang bidan dan pemilik klinik bersalin Bumi Sehat di Ubud. Ibu Robin ini baru saja dapat award dari Kick Andy dan juga menjadi salah satu CNN Heroes. Saya kenal langsung dengan beliau dan sering mampir ke Bumi Sehat setiap kali ke Ubud. Dedikasi, semangat, dan ketulusan Beliau sangat luar biasa. Dan bukan hanya Robin seorang bidan yang membantu ribuan ibu, beliau juga penulis yang menulis buku tentang kehamilan, persalinan, buku puisi, fiksi, dsb. Beliau sangat mengagumkan.